AlasanDelta Plaza dan Mall lain Banyak Cermin. Jawabannya bisa beragam. Dari beberapa sumber yang saya baca, terutama dari literasi ilmu mengenai desain ruangan dan fengshui, adanya cermin yang banyak membuat pencahayaan ruangan menjadi bagus. Jika pencahayaan ruangan bagus, maka orang yang berada di dalamnya juga akan betah.
Reactions 1 Reactions 1 ^^kay congrats thread seperti ini...berasa sejarah jangan sampai dilupakan..... Reactions 1 ^Benar. Indonesia dibawah Jepang selama thn. Jadi menjadi Hotel Yamato beberapa tahun saja. Reactions 1 Thanks sudah dibikinkan dedicated thread tentang "dulu dan sekarang" nya Surabaya, Mas. Btw delta plaza salah satu mall yang cukup tua yang masih bertahan dan trafficnya masih terjaga. Dibumbui cerita mistis tentang suster ngesot Di lokasi yang diapit dua mall mid to high doi masih bertahan di segmen mid to low meskipun cukup prime secara lokasi. Semoga bisa berkontribusi kalau nemu foto-foto Surabaya tempo dulu Reactions 2 Thanks sudah dibikinkan dedicated thread tentang "dulu dan sekarang" nya Surabaya, Mas. Btw delta plaza salah satu mall yang cukup tua yang masih bertahan dan trafficnya masih terjaga. Dibumbui cerita mistis tentang suster ngesot Di lokasi yang diapit dua mall mid to high doi masih bertahan di segmen mid to low meskipun cukup prime secara lokasi. Semoga bisa berkontribusi kalau nemu foto-foto Surabaya tempo dulu ^^ wow juga ya desain nya delta plaza tapi kok ya pas jadi banyak yang gak di bangun. Seharusnya render / desain yang ada pilar pilar kayak romawi di lobby delta plaza jika di realisasikan bagus banget loh. Sekarang alakadarnya. Kenapa delta plaza masih rame sampai sekarang karena berada di pusat bisnis jadi karyawan kantor yang ada di sekitar situ pada kesana kalau istirahat dan mall nya kan menengah. Harusnya parkir di depan lobby delta itu di tiadakan biar itu jadi space pedestrian kan bagus banget jadi tempat duduk duduk kasih lapak buat jual es puter di pedestrian itu pasti keren banget delta plaza kayak di orchard suasana nya 😅😅 See less See more Mantap thread nya bung teddybear, berasa kembali ke tempo dulu kay Disini bisa membandingkan dulu dan sekarang bagaimana keadaan nya. Gua pikir sekarang bertambah baik. Reactions 1 Taman depan Balai Kota cukup banyak ya pengerasannya ubin. Reactions 1 Reactions 1 congrats atas trit barunya kay sebagai sebuah kota yang kaya akan sejarah, Surabaya memang udah seharusnya punya trit ini... o, iya, adakah yang tau sejarah dari nama jalan yang berawalan "Embong" seperti Embong Malang, Embong Kenongo, Embong Trengguli, dkk ? menurut saya, penamaan ini sangat unik dan jadi salah satu ciri khas Surabaya, karena walaupun kata-kata Embong sebenarnya sudah dapat digantikan dengan kata-kata Jalan, tapi akhirnya kata-kata Embong tetep dipertahankan... apakah mungkin jalan-jalan yang berawalan Embong ini bersejarah ? ataukah memang terlanjur melekat di pikiran masyarakat Surabaya, sehingga akhirnya dipertahankan ? See less See more
TampakPlaza Surabaya atau Delta Plaza tidak berubah dan tetap sama dari dulu tahun 90an, dulu pengunjung sepi dan sekarang sudah terlalu ramai, outlet-outletnya cukup lengkap dan ternama, tempatnya cukup bersih dan penghawa buatan cukup panas atau tidak terlalu dingin. namun Plaza Surabaya tetap bisa eksis dan bertahan dan bangunan juga di Mall ini tidak begitu besar namun termasuk Mall yang di minati oleh masyarakat Plaza adalah pusat perbelanjaan di Surabaya yang terletak di jantung kota, lokasinya bersebelahan dengan Monkasel Surabaya Submmarine Monument dan sangat dekat juga dengan Surabaya Plaza Plaza Surabaya atau Delta Plaza merupakan lokasi rumah Sakit bersejarah yaitu Dr. Soetomo saat itu. Namun, kini diubah menjadi salah satu pusat perbelanjaan yang memiliki 6 lantai dengan gedung megah dilengkapi parkir flat yang luas baik di bawah maupun di 1 tersedia SuperIndo swalayan untuk kebutuhan sehari-hari, dan di Ground Floor dilengkapi dengan KFC, Texas Fried Chicken, Hoka-Hoka Bent, Dunkin Donuts, JCO, Tentrem Es, Apotik Plus, DRTV Toko Inovasi, Matahari Department Store, BreadTalk, Roti Dika, Asia Bakery, Stasiun Sport, Kassaya Parfum, Iwan Fashion, Christoper Salon, Perhiasan Julia, Perhiasan Love, Indomusic, Nakamura The Healing Touch serta pusat ATM seperti, Bank Bukopin, Bank Mandiri, BNI, NISP, Bank Mega, BCA, Bank Permata dan Niaga segi harga di mall ini untuk produk2 Fashion tergolong murah di bandingkan mall besar lainnya seperti Tunjungan PlazaCara Menuju Lokasi Plaza Surabaya Delta Plaza Plaza Surabaya Delta Plaza Jl. Pemuda 33-37 Surabaya 60271 Telp. 031-5316843, 5315088Mall ini juga bersebelahan dengan WTC yang merupakan pusat penjualan HP di Surabaya sehingga berbelanja di tempat ini menjadi lebih menyenangkan. MatahariDelta Plaza Surabaya. By Posted on November 17, 2021. Sampling technique is a method nonprobability sampling. Matahari department store, indonesia's largest retailer of apparel, beauty, and home products, opened a new store at pakuwon mall in surabaya, east java, on friday (15/12). Singapore Singapore, British colonies, Dutch east indies. Delta Plaza SurabayaDelta Plaza adalah salah satu Mall lawas di Surabaya yang paling sering saya saya menemui rekan les piano di Royal Plaza, saya belum memutuskan untuk kembali ke rumah saudara di kawasan Jagir, Wonokromo. Masih ada beberapa jam sebelum bergabung dengan rombongan kembali ke Malang. Daripada bengong, saya kembali berkeliling dari mall ke mall. Hati saya mengatakan, sebaiknya saya kembali mengunjungi Delta Plaza. Ketika saya pergi ke sana dulu, saya tak menemukan sesuatu yang menyenangkan. Ditambah dengan rumor dari teman dan artikel di internet akan adanya kisah horor meninggalnya suster gepeng, menjadikan saya ingin segera pergi dari sana. Lift yang menjadi awal mula cerita suster gepeng. Saya tak berani masuk. Bukan takut dengan penampakan suster gepeng. Sepertinya lift ini bermasalah. Kini, saya punya banyak waktu di siang hari. Saya kembali memutuskan untuk menjelajahi mall itu. Masih ada pertanyaan yang menggganjal di dalam diri, mengapa saya tak nyaman di sana dulu. Dugaan awal saya, banyaknya cermin adalah penyebabnya. Apakah itu memang benar adanya? Bangunan Bekas Rumah Sakit Saya diantar teman saya tepat di depan Delta Plaza di Jalan Pemuda Surabaya. Kami berpisah di sana. Memasuki pintu utama, ternyata saya tak menemukan aura negatif yang saya rasakan sebelumnya. Lalu lalang pengunjung yang keluar masuk malah menambah semangat saya untuk menjelajahi ruang demi ruang di bekas Rumah Sakit Simpang Centrale Burgerlijke Ziekenhuis ini. Bangunan bekas rumah sakit yang ternyata pernah menjadi tempat berkumpulnya gerilyawan republik pada masa revolusi fisik 1945-1949 ini terasa memberi aura positif bagi saya. Aura itu membuat saya tiba-tiba ingin melakukan ritual makan tahap dua. Maklum, pada pertemuan saya dengan teman di Royal Plaza tadi, saya hanya memakan beberapa potong kentang goreng. Belum makan nasi. Alhasil, mampirlah saya ke kedai Soto Betawi di lantai dasar. Di sini, saya dibuat bingung karena ada sebuah cermin berukuran besar yang menipu mata saya. Saya kira, kedai itu memiliki luas yang cukup sehingga saya bisa memilih kursi yang cukup jauh dengan pengunjung lain. Niatnya tetep, saya ingin menyendiri lagi. Tapi, begitu saya mendekati cermin besar itu, otak saya kembali sadar. Kedai itu tak sebesar yang saya duga sebelumnya. Bayangan saya di depan cermin. Apakah anda melihat bayangan lain? Banyaknya Cermin di Delta PlazaSelepas makan, tibalah saya menjelajahi isi mall ini. Tujuan pertama saya adalah lorong di selatan mall yang dekat dengan kedai Burgers King. Lorong ini berada di luar mall dan menjadi tempat terjebaknya saya ketika terjadi pemadaman listrik pada kujungan sebelumnya. Di sini, lagi-lagi saya menemukan ilusi optik berupa kebingungan letak food court yang juga ada di dekat lorong itu. Cermin-cermin di foodcourt itu membuat saya bingung di manakah pintu masuk menuju foodcourt yang katanya murah itu. Maunya sih, saya hanya kepingin membeli segelas es teh untuk dibawa jalan-jalan. Tapi, karena saya masih kebingungan, niat itu saya urungkan. Saya kembali memasuki pintu barat mall ini. Lorong kaca di Food court lantai dasar Menjelajahi lantai demi lantai kembali saya menemukan cermin-cermin yang terpasang, baik di dinding maupun di tiang-tiang. Selain cermin yang merupakan cerimin datar, terdapat pula cermin yang merupakan cermin cembung. Akibatnya, pada beberapa bagian saya menemukan bayangan saya yang bersifat maya, tegak, dan sama besar dan di bagian lain bersifat maya, tegak, dan diperkecil. Ketika saya melwati beberapa tempat dengan kombinasi dari dua cermin itu, saya kembali pusing lagi. Apalagi, saya memakai kacamata berlensa cekung yang juga menghasilkan bayangan maya, tegak, dan diperkecil. Sesekali, mata saya dibuat panik dan sering menerka ke manakah langkah kaki saya harus berjalan untuk menuju tenant yang akan saya datangi. Cermin yang terpasang cukup banyak sehingga menghasilkan jumlah bayangan yang banyak pula seperti yang diajarkan di Kelas XI dulu. Pertanyaannya, mengapa mall ini memasang banyak sekali cermin?Alasan Delta Plaza dan Mall lain Banyak Cermin Jawabannya bisa beragam. Dari beberapa sumber yang saya baca, terutama dari literasi ilmu mengenai desain ruangan dan fengshui, adanya cermin yang banyak membuat pencahayaan ruangan menjadi bagus. Jika pencahayaan ruangan bagus, maka orang yang berada di dalamnya juga akan betah. Tak hanya itu, akibat refleksi yang dihasilkan oleh cermin-cermin itu, maka ruangan menjadi terasa lebih luas. Tak hanya itu, ternyata ada juga efek psikologis yang ada akibat penggunaan permukaan reflektif di bangunan mall. Apa itu? Pertama, ada sebuah teknik atau sugesti psikologi pada otak yang disebut dengan Pacing and Leading. Bagaimana cara kerja teknik ini? Coba perhatikan pada cermin yang dipasang di depan toko baju ini. Di situ saya berdiri di depan sebuah maneken yang mengenakan baju hitam yang cukup bagus. Saat saya melihat potret diri saya di depan cermin, maka di dalam otak saya timbul impuls untuk menjadi sama dengan model di maneken tadi. Timbul keinginan dalam diri saya untuk menenakan baju tersebut karena saya memiliki bayangan akan diri saya yang “kece” jika memakai baju seperti model itu. Maka, terlintaslah pikiran untuk mendapatkan baju itu. Apalagi,di sebelahnya, ada tulisan diskon 50%. Penjual baju sangat pintar menepatkan tulisan itu di depan cermin tiang bangunan mall. Kalau saya khilaf, keluarlah uang atau kartu debit dari dompet saya. Untung, saya masih punya iman. Apa yang bisa anda simpulkan? Ketika saya melihat bayangan maneken itu di cermin, rasa penasaran untuk mencoba baju yang dipakai maneken itu timbul Tepat. Disadari atau tidak, penggunaan cermin yang cukup banyak pada mall ini membuat pengunjung terinisiasi untuk melakukan belanja barang setelah mereka menemukan ilusi optik diri mereka yang sempurna akibat melihat refleksi bayangannya di dekat model pakaian. Tak hanya belanja pakaian, penggunaan cermin juga menambah keinginan pengunjung untuk melakukan pembelian makanan dan minuman di food court yang dipasang cermin. Di lantai 4, tempat food court berada, cermin-cermin juga dipasang pada tiang-tiang bangunan ini. Saat menuju ke sana, saya langsung melihat orang-orang makan dengan lahapnya. Saya tak kuasa melihat itu meski saya sudah makan. Akhirnya, jebolah pertahanan saya. Segelas jus alpukat dan sebungkus jamur crispy masuk ke perut saya. Teknik yang dikembangkan oleh Richard Bandler dan John Grinder pada awal dekade 70an ini memang banyak diadopsi oleh para merketing, terutama pusat perbelanjaan. Tak heran, pusat-pusat perbelanjaan yang dibangun pada dekade 70an hingga 80an banyak menggunakan cermin di dalamnya. Cermin di FC lantai 4 Kedua, adanya pancaran gelombang hyper-positif saat orang mengunjungi mall yang memiliki banyak cermin. Gelombang itu sebenarnya merupakan sifat dasar dari sebuah cermin itu sendiri. Cermin merupakan benda yang merefleksikan apapun yang ada di depannya, termasuk diri sesorang. Jika diri sesorang itu memiliki aura yang positif, maka cermin akan memantulkan sesuatu yang positif juga. Otak kita akan menjadi mendapat stimulus melakukan hal-hal yang positif. Saya yakin, tujuan orang datang ke mall adalah untuk bersenang-senang, selain ada juga yang bekerja. Ketika ada perasaan senang ada di dalam diri kita dan kita melihat bayangan positif di dalam cermin, maka timbul keinginan kita untuk terus mengeksplorasi tiap jengkal mall. Jika aura itu sangat besar, maka timbulah perbuatan “positif” yang akan mengikutinya? Apa itu? silahkan dijawab sendiri. Sebaliknya, jika aura negatif ada di dalam diri kita, maka cermin akan merefleksikan sesuatu yang buruk ke dalam diri kita. Itulah alasan mengapa ketika kujungan saya yang pertama dulu, saya tak terlalu menikmati mall itu. Saat itu, saya sedang dikejar waktu untuk bertemu rekan ditambah terjebak dengan kondisi hujan deras membuat hati saya kacau. Akibatnya, saya ingin segera cabut dari Delta Plaza Surabaya. Aura yang terpancar dan terefleksikan tergantung dari dalam dirimu Ketiga, adanya efek self-conscious & powerful. Tadi kita sudah membahas adanya rumus pembentukan jumlah bayangan yang dihasilkan oleh lebih dari satu cermin. Saya tak membahas lebih lanjut daripada pusing dengan hafalan rumus fisika. Yang jelas, logikanya, semakin banyak cermin, maka semakin banyak bayangan yang dihasilkan. Semakin positif juga bayangan yang dihasilkan. Maka yang terjadi adalah adanya peningkatan euforia untuk lebih melakukan kegiatan berbelanja di sana. Efek ini akan ditambah dengan pencahayaan dan tata ruang yang heboh. Dan bisa dipastikan, kombinasi dari ketiga efek psikologis tadi membuat rupiah demi rupiah akan mengalir ke dalam toko di mall itu. Semakin banyak cermin semakin banyak bayangan dan energi positif yang dihasilkan Semakin besar pula keinginan untuk berbelanja Keempat, mengingat Delta Plaza ini merupakan mall yang cukup lama, maka ia harus bisa bersaing dengan mall-mall baru. Persaingan ini tidak mudah. Saya jadi teringat Mitra Plaza II Malang yang ambruk akibat kalah bersaing meski letaknya cukup strategis. Untuk menyiasatinya, maka dipasanglah banyak cermin-cermin di banyak sudut ruangan mall. Meski “tua”, Delta Plaza masih diminati para penggila mall. Belum lagi, embel-embel “murah” masih melekat sempat terpuruk akibat gencarnya pembangunan mall-mall baru, Delta Plaza Surabaya masih menjadi jujugan belanja warga Surabaya dan sekitarnya dengan seribu cermin di dalamnya. Apalagi, Mall yang dibuka pada 1988 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto ini menempati lahan bekas bangunan tua. Untuk menghilangkan kesan angker itu, dipasanglah banyak cermin di dalamnya. Itulah sekilas kisah menyusuri cermin-cermin di Delta Plaza Surabaya. Kita tunggu saja, apakah mall ini akan tetap eksis atau akan hilang menjadi legenda seperti kisah misteri suster gepeng yang menyertainya. Sumber bacaan 1 Darijaman dulu banyak mitos di delta plaza, jaman kecil saya santer banget ada suster gepeng, karena dulu kan sebekum jadi mall ternyata adalah rumah sakit, ceritanya suster ini kecepit lift makanya dijuluki suster gepeng. Trus diatas tuh dulu ada arena bermain. Dan pernah ada yg bunuh diri jatohin diri dari lantai paling atas.